Rela Movies

Just another WordPress site

“GJLS: Ibuku Ibu-Ibu — Ketawa, Drama, dan Kekacauan yang Bikin Nagih!😄🔥”

🎬 Sekilas tentang GJLS: Ibuku Ibu-Ibu

“GJLS: Ibuku Ibu-Ibu” adalah film komedi-drama Indonesia yang dirilis pada 2025 — sebuah kolaborasi unik antara sutradara kawakan Monty Tiwa dengan trio komedian populer GJLS (Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir). Film ini menawarkan pengalaman berbeda: bukan sekadar tawa, tapi juga drama keluarga dan absurditas khas GJLS.

Durasi film sekitar 95 menit, dan sesuai klasifikasi usia, film ini ditujukan untuk penonton usia 17 tahun ke atas.


👥 Pemeran & Tim Kreatif

Pemeran utama & pendukung:

  • Rigen Rakelna sebagai Rigen
  • Ananta Rispo sebagai Rispo
  • Hifdzi Khoir sebagai Hifdzi
  • Bucek Depp sebagai si ayah, Pak Tyo
  • Nadya Arina sebagai Feni — anak kost / calon istri ayah
  • Luna Maya sebagai Sumi — tokoh yang menambah konflik keluarga
  • Juga pemeran lainnya seperti Reynavenzka Deyandra sebagai karakter pendukung.

📖 Kisah & Alur Cerita

Film ini mengisahkan tiga bersaudara — Rigen, Rispo, dan Hifdzi — yang hidup dalam kekacauan setelah ditinggal meninggal sang ibu dan sangat bergantung pada ayah mereka, Pak Tyo, seorang pemilik rumah kost.

Masing-masing punya masalah sendiri: Hifdzi sebagai MC dangdut butuh uang karena pacarnya sedang hamil; Rigen terlibat hutang karena kehilangan mobil bos pada event organizer; dan Rispo kecanduan judi online serta diburu pinjol. Demi menyelesaikan masalah mereka, mereka berharap ayah akan menjual rumah kos keluarga.

Namun kenyataan mengejutkan: ayah mereka mengumumkan akan menikah lagi dengan Feni, seorang gadis muda penghuni kost — dan berencana mewariskan usaha kost-kosan kepadanya. Hal ini membuat ketiga bersaudara curiga dan memutuskan menggagalkan rencana pernikahan tersebut.

Situasi makin runyam ketika muncul Sumi, teman lama ayah mereka, yang tanpa disangka memperdaya keluarga dan membawa kabur sertifikat rumah kost. Kini ketiganya harus bersatu menyelamatkan warisan keluarga, menghadapi drama, konflik batin, serta kelucuan absurd khas GJLS.


🎭 Gaya & Karakteristik — “Scientific Comedy” ala GJLS

Film ini tidak hanya komedi biasa. Sutradara Monty Tiwa menyebut gaya film ini sebagai “scientific comedy” — sebuah pendekatan di mana komedi dan absurditas dipadu seperti “ilmu pasti”, sehingga setiap adegan lucu terasa punya “formula”.

Dalam proses syuting pun, metode konvensional ditinggalkan: para pemain diberi kebebasan improvisasi, kadang berbicara langsung kepada sutradara — melanggar “wall film” alias membuat film seperti berbicara kepada penonton atau pembuat film sendiri.

Hasilnya? Film penuh kekacauan yang disengaja — bukan demi kesempurnaan, tapi demi kejujuran absurd ala GJLS: urakan, tidak rapi, tapi lucu banget dan menarik.

Menurut review, bagi penonton yang sudah familiar dengan gaya GJLS, film ini bisa sangat menghibur; tapi bagi yang baru pertama kali, komedi absurd bisa terasa “aneh” atau “tidak jelas”.


✅ Kenapa Layak Ditonton — plus Catatan

Alasan untuk menonton:

  • Kombinasi komedi dan drama keluarga yang dibumbui absurditas — cocok bagi kamu yang suka film ringan tapi punya konflik emosional.
  • Penampilan trio GJLS yang sudah dikenal di podcast/panggung komedi — menjanjikan nuansa khas ketiganya di layar lebar.
  • Film ini menawarkan sesuatu berbeda dari arus film Indonesia biasanya: struktur longgar, improvisasi, “ilmu tawa” yang tak bisa diprediksi — memberi pengalaman unik.

Catatan:

  • Gaya “scientific comedy” dan absurditas bisa terasa “berantakan” — mungkin kurang cocok jika kamu lebih suka film dengan cerita dan karakter yang rapi.
  • Diklasifikasikan untuk usia 17+, jadi ada kemungkinan ada adegan atau tema yang tidak cocok untuk penonton muda.

🎯 Kesimpulan: “Kacau, Lucu, dan Aneh — Tapi Menghibur!”

GJLS: Ibuku Ibu-Ibu” bukan film biasa — ia adalah eksperimen absurd yang dibumbui drama keluarga. Jika kamu siap untuk tertawa, merasa sedikit “bingung”, tapi tetap terhibur, film ini bisa jadi alternatif seru. Dengan trio GJLS yang kocak dan sutradara Monty Tiwa yang berani keluar dari pakem, film ini hadir sebagai hiburan yang berani beda.

Jadi, siapkan popcorn 🍿 dan datang ke bioskop — karena film ini bukan hanya untuk ditonton, tapi untuk “dirasakan” kekacauannya! 😄

Category:

Leave a Comment